SOS ! SITUBONDO - BONDOWOSO



gambar foto satelit kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Sampeyan, yang meliputi wilayah Kabupaten Bondowoso dan Situbondo, Jawa Timur.

(klik gambar untuk memperbesar / click picture to enlarge)


Banjir Bandang Situbondo dan Bondowoso, 8-9 Februari 2008


Lagi-lagi bencana alam melanda tanah air kita.

Kali ini banjir bandang dahsyat melanda wilayah Kabupaten Situbondo dan Bondowoso pada hari Jumat (8/2) malam sampai Sabtu dinihari (9/2).

Banjir ini terjadi karena meluapnya Kali Sampeyan yang mengalir melalui kedua wilayah itu. Namun terparah melanda kota Situbondo dan Panarukan yang berada di dataran rendah dan menjadi wilayah hilir dan muara Kali Sampeyan ini menuju laut Selat Madura. Selain banjir bandang di sepanjang aliran Kali Sampeyan, banjir bandang juga terjadi di beberapa sungai lain di beberapa kecamatan di Situbondo.

Tercatat belasan orang tewas, merusak hampir semua fasilitas publik kota, pemukiman penduduk dan perkantoran pemerintah Kabupaten Situbondo.

Banjir bandang ini terjadi sebagai akhir dari sebuah rangkaian kegiatan perusakan lingkungan. Bila dibiarkan, niscaya banjir bandang akan kembali terjadi, bahkan menjadi langganan setiap musim hujan.

Dari gambar foto udara tampak daerah tangkapan air di hulu Kali Sampeyan di Pegunungan Iyang dan Ijen berwarna kecoklat-coklatan dan keputih-putihan, yang menunjukkan ada peralihan fungsi lahan dari kawasan hutan dan atau perkebunan menjadi fungsi yang lain. Hal ini dapat terjadi oleh banyak sebab, antara lain penebangan liar, membuka lahan menjadi lahan pertanian semusim namun dengan teknik pertanian dan pengelolaan lahan (tanah) yang tidak tepat. Tutupan hutan juga hanya terlihat di sekitar puncak gunung yang berpotensi akan semakin berkurang, jika tidak ada kesadaran dan upaya penyadaran baik terhadap masyarakat maupun pemerintah, serta jika hukum sangat lemah ditegakkan.

Oleh karena tidak adanya pepohonan yang cukup untuk membantu menyerap dan menyimpan air hujan, maka begitu hujan deras terjadi selama sehari penuh, tanah tak mampu lagi menahan kelebihan air. Kemudian permukaan tanah yang gundul dan miskin pepohonan itu akhirnya meloloskan massa air yang sedemikian besar menuju dataran yang lebih rendah, sambil tak lupa membawa bekal berupa erosi tanah. Semakin ke dataran ang lebih rendah, semakin besarlah volume air yang membludak dan menghancurkan apa saja yang dilaluinya bak gelombang tsunami. Tanggul sungai, jembatan, bangunan, kendaraan, pepohonan, hewan, bahkan manusia.

Inilah energi alam yang bisa menjadi sangat merusak, sebagai konsekuensi atas perusakan alam yang telah dilakukan manusia sebelumnya.

(dari berbagai sumber. Disusun oleh Susetyo Basuki. Jika ingin mendownload / mengutip sebagian atau seluruh isi tulisan dan gambar, harap memberitahu penulis via email : bazoucka@gmail.comm sebagai ajang silaturahmi)


Komentar

contact us on whatsapp

contact us on whatsapp

follow our social media

Postingan Populer