Menuju Pariwisata Hijau : Menilik Kawasan Badung Selatan, Bali
Halo Saudara! Selamat datang di blog Mannusantara!
Kawasan Kabupaten Badung bagian selatan adalah pusat pariwisata bagi Bali bahkan bagi Indonesia secara umum. Dengan keindahan panorama alam, khsusunya pantai-pantai dan perbukitan karangnya yang indah, menjadikan kawasan ini sebagai magnet bagi wisatawan, baik dalam negeri maupun mancanegara. Dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat dunia terhadap kelestarian lingkungan dan pemanasan global, maka sangat tepat jika sudah saatnya mengarahkan cara pengelolaan kepariwisataan Indonesia dan dunia menuju pariwisata hijau. Ini adalah sebuah sikap yang menjadikan kegiatan kepariwisataan bukan sekedar kegiatan bersantai, buang duit dan hedonisme, namun juga mengarahkan pariwisata sebagai kegiatan pelestarian alam dan budaya, pendidikan lingkungan, serta penghormatan terhadap alam dan masyarakat setempat. Hal ini akan mengurangi dampak buruk kepariwisataan yang menjadi sisi gelap dunia kepariwisataan.
Terima kasih sudah mengunjungi halaman ini. Silakan membuka posting artikel lain di blog ini (silakan klik posting lama, halaman muka atau posting baru di bawah tulisan ini) untuk menjelajahi wilayah lain Nusantara, menyelami pemikiran dan mengenali permasalahan, supaya kita menjadi bagian dari solusi bagi bangsa ini.
Kontes Blogging HUT RI ke 63 by Rystiono.
Gambar foto satelit kawasan Bali Selatan, yang meliputi wilayah Nusa Dua, Kuta, Badung, Denpasar, Tabanan dan Sukawati - Gianyar.
(klik gambar untuk memperbesar / click picture to enlarge)
Menuju Pariwisata Hijau :
Menilik Kawasan Badung Selatan, Bali
Kawasan Badung Selatan ini meliputi kecamatan Kuta Utara, Tengah dan Selatan. Kantong-kantong obyek dan kegiatan kepariwisataan tersebar sekaligus saling terhubung di wilayah ini. Sebut saja kawasan pantai Seminyak, Legian, Kuta, Tuban, Jimbaran, Nusa Dua, Benoa dan Uluwatu.
Namun sebagai pusat pariwisata, kawasan ini pun tak luput dari masalah lingkungan. Pada Januari dan Februari lalu kawasan Kuta terlanda banjir akibat curah hujan tinggi yang tak mampu ditampung oleh saluran drainase yang ada. Maka, jalan-jalan dan pantai Kuta menjadi penuh sampah setelah banjir surut. Ini tentu akan membawa preseden buruk bagi para wisatawan, serta bagi promosi pariwisata Bali selanjutnya.
Dalam gambar foto udara kawasan Badung selatan, tampak kawasan ini menjadi kawasan yang padat dengan bangunan, terutama di kawasan “leher” yang menghubungkan daratan Bali dengan semenanjung Nusa Dua. Padahal di kawasan “leher” inilah, berbagai fasilitas pariwisata termasuk hotel-hotel mewah dan bandara Ngurah Rai terletak.
Kawasan pantai barat “leher” berbatasan langsung dengan laut lepas, sehingga kawasan ini sama sekali tak terlindung dari ganasnya ombak lautan dan abrasi pantai. Sedangkan di pantai timur “leher” terdapat hutan bakau sebagai pelindung daratan dari abrasi. Namun demikian kawasan hutan sebelah timur leher ini tak luput dari alih fungsi lahan menjadi fasilitas komersial dan penunjang kepariwisataan secara sembrono. Padatnya bangunan yang tidak disertai dengan ketercukupan lahan hijau dan saluran drainase, menjadikan kawasan Kuta dan sekitarnya menjadi rawan banjir.
Sikap pariwisata hijau ini tak menjadikan para wisatawan menjadi sekedar konsumen, yang menjadi tamu yang asing sama sekali, bahkan cenderung mengeksploitasi alam dan masyarakat setempat menjadi sekedar obyek yang bisa diperlakukan sesuka hati, tapi menjadi sesama warga dunia yang ikut serta bertanggung jawab menjaga kelestarian alam dan kekayaan budaya.
Bukan rahasia lagi kalau proses pengadaan lahan bagi fasilitas pariwisata menghalalkan segala cara dengan cara memperdayai masyarakat setempat yang terbatas pengetahuannya. Inilah salah satu contoh yang merupakan sisi gelap kepariwisataan. Menjadi tanggung jawab pemerintah, tokoh masyarakat dan pemangku kepentingan untuk melindungi warga dan wilayah serta alamnya dari eksploitasi pariwisata yang cenderung serakah dan kebablasan.
Waktuku adalah untuk memperindah waktumu. (Mario Teguh)
Terima kasih sudah mengunjungi halaman ini. Silakan membuka posting artikel lain di blog ini (silakan klik posting lama, halaman muka atau posting baru di bawah tulisan ini) untuk menjelajahi wilayah lain Nusantara, menyelami pemikiran dan mengenali permasalahan, supaya kita menjadi bagian dari solusi bagi bangsa ini.
Kontes Blogging HUT RI ke 63 by Rystiono.
Komentar
Posting Komentar