JELAJAH BALI : Monumen Garuda Wisnu Kencana / DISCOVERING BALI : Garuda Wisnu Kencana Monument
Halo Saudara! Selamat datang di blog Mannusantara!
gambar foto satelit Monumen Garuda Wisnu Kencana, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, Bali
aerial view picture ofGaruda Wisnu Kencana Monument , Southern Kuta, Bali, Indonesia
(klik gambar untuk memperbesar / click picture to enlarge)
aerial view picture of
(klik gambar untuk memperbesar / click picture to enlarge)
gambar foto Monumen Garuda Wisnu Kencana, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, Bali
picture ofGaruda Wisnu Kencana Monument , Southern Kuta, Bali, Indonesia
(klik gambar untuk memperbesar / click picture to enlarge)
picture of
(klik gambar untuk memperbesar / click picture to enlarge)
Kompleks Monumen Garuda Wisnu Kencana terletak di perbukitan Ungasan, masih di kawasan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Berjarak sekitar 5 km dari pantai Jimbaran ke arah selatan, atau hanya “selemparan batu” dari kompleks Universitas Udayana.
Monumen ini didirikan di perbukitan karang dan kapur di tengah semenanjung Nusa Dua (bagian “kaki” pulau Bali). Konon, dulu kawasan ini menjadi tambang batu untuk sebagai bahan bangunan dan urugan proyek infrastruktur dan properti di Bali. Kemudian, karena sayang dibiarkan terlantar, seorang seniman Bali yang tinggal di Bandung yaitu I Nyoman Nuarta, menggagas kawasan ini dibuat sebagai tempat untuk membangun sebuah monumen. Dan tokoh Dewa Wisnu yang mengendarai burung Garudalah yang dipilih.
Monumen ini direncanakan dibuat dengan ukuran raksasa dengan skala yang monumental. Karena besarnya dimensi monumen, maka dibuatlah bertahap bagian demi bagian. Saat ini yang sudah selesai adalah patung Dewa Wisnu dari bagian perut ke atas serta lengan sampai telapak dan jari tangan, serta patung Garuda dari bagian leher dan kepala.
Melihat ukuran patung Dewa Wisnu dari bagan perut sampai mahkota kepalanya yang mencapai ukuran sekitar 10 meter, dapat dibayangkan jika nanti sudah selesai. Mungkin bisa mencapai 30 meter dari kaki Garuda sampai mahkota Dewa Wisnu (lihat gambar minimatur). Dengan ukuran sedemikian, diharapkan monumen ini jika sudah jadi dapat terlihat dari pantai Jimbaran, Benoa, Nusa Dua dan Bandara Ngurah Rai. Sungguh suatu ide yang besar memang harus disertai kerja keras yang luar biasa dalam mewujudkannya. Dan seniman-seniman Bali dan Indnesia umumnya sedang melakukan proses yang mengagumkan itu. Kita doakan supaya dapat selesai.
Keagungan monumen ini akan lebih lengkap jika diusahakan penataan lingkungan dan penghijauan di kawasan ini degan tanaman keras yang dapat menyimpan air, karena kawasan ini dapat menjadi daerah tangkapan air yag bisa diandalkan, melihat letaknya yang cukup tinggi dari permukaan laut (sekitar 50 meter di atas permukaan laut).
Kerja termasuk dorongan dan hasrat dari kodrat manusia itu sendiri, ya bahwa justru dengan dan mengalami kerja itu sendiri, manusia semakin menjadi manusia yang utuh, matang dewasa; menjadi manusia berkebudayaan, berkepribadian. Mangunwijaya
Terima kasih sudah mengunjungi halaman ini. Silakan membuka posting artikel lain di blog ini (silakan klik posting lama, halaman muka atau posting baru di bawah tulisan ini) untuk menjelajahi wilayah lain Nusantara, menyelami pemikiran dan mengenali permasalahan, supaya kita menjadi bagian dari solusi bagi bangsa ini.
Monumen ini didirikan di perbukitan karang dan kapur di tengah semenanjung Nusa Dua (bagian “kaki” pulau Bali). Konon, dulu kawasan ini menjadi tambang batu untuk sebagai bahan bangunan dan urugan proyek infrastruktur dan properti di Bali. Kemudian, karena sayang dibiarkan terlantar, seorang seniman Bali yang tinggal di Bandung yaitu I Nyoman Nuarta, menggagas kawasan ini dibuat sebagai tempat untuk membangun sebuah monumen. Dan tokoh Dewa Wisnu yang mengendarai burung Garudalah yang dipilih.
Monumen ini direncanakan dibuat dengan ukuran raksasa dengan skala yang monumental. Karena besarnya dimensi monumen, maka dibuatlah bertahap bagian demi bagian. Saat ini yang sudah selesai adalah patung Dewa Wisnu dari bagian perut ke atas serta lengan sampai telapak dan jari tangan, serta patung Garuda dari bagian leher dan kepala.
Melihat ukuran patung Dewa Wisnu dari bagan perut sampai mahkota kepalanya yang mencapai ukuran sekitar 10 meter, dapat dibayangkan jika nanti sudah selesai. Mungkin bisa mencapai 30 meter dari kaki Garuda sampai mahkota Dewa Wisnu (lihat gambar minimatur). Dengan ukuran sedemikian, diharapkan monumen ini jika sudah jadi dapat terlihat dari pantai Jimbaran, Benoa, Nusa Dua dan Bandara Ngurah Rai. Sungguh suatu ide yang besar memang harus disertai kerja keras yang luar biasa dalam mewujudkannya. Dan seniman-seniman Bali dan Indnesia umumnya sedang melakukan proses yang mengagumkan itu. Kita doakan supaya dapat selesai.
Keagungan monumen ini akan lebih lengkap jika diusahakan penataan lingkungan dan penghijauan di kawasan ini degan tanaman keras yang dapat menyimpan air, karena kawasan ini dapat menjadi daerah tangkapan air yag bisa diandalkan, melihat letaknya yang cukup tinggi dari permukaan laut (sekitar 50 meter di atas permukaan laut).
Kerja termasuk dorongan dan hasrat dari kodrat manusia itu sendiri, ya bahwa justru dengan dan mengalami kerja itu sendiri, manusia semakin menjadi manusia yang utuh, matang dewasa; menjadi manusia berkebudayaan, berkepribadian. Mangunwijaya
Terima kasih sudah mengunjungi halaman ini. Silakan membuka posting artikel lain di blog ini (silakan klik posting lama, halaman muka atau posting baru di bawah tulisan ini) untuk menjelajahi wilayah lain Nusantara, menyelami pemikiran dan mengenali permasalahan, supaya kita menjadi bagian dari solusi bagi bangsa ini.
indah n menarik
BalasHapuspengen banget bisa berkunjung k sana lg :))