Jelajah Solo : Kawasan Kraton Surakarta / Discovering Solo : Surakarta Palace Area

gambar foto satelit kawasan Kraton Surakarta / aerial view picture of Surakarta Palace area
klik gambar untuk memperbesar / click picture to enlarge

1. Benteng Vastenburg / Vastenburg Fortress; 2. Perempatan Gladag / Gladag intersection; 3. Pusat perbelanjaan Beteng / Beteng shopping center; 4. Alun-alun Lor (Utara) / North Palace square; 5. Masjid Agung Kraton Surakarta / Surakarta's Royal Mosque; 6. Pasar Batik Klewer / Traditional batik and textile market of Klewer; 7. Pagelaran Kraton Surakarta / Royal Palace hall ; 8. Kompleks Kraton Surakarta Hadiningrat / Surakarta Royal Palace complex; 9. Alun-alun Kidul (Selatan) / South Palace square; 10. Gapura Gading / Ivory Southern Gate of Palace.

A. Jalan Jenderal Sudirman;
B. Jalan Slamet Riyadi;
C. Jalan Coyudan;
D. Jalan Kratonan / Yos Sudarso;
E. Jalan Gading;
F. Jalan Kapten Mulyadi / Pasar Kliwon



Kraton Surakarta didirikan pada 1745, sebagai penerus Kerajaan Mataram Baru (Islam) yang merupakan lanjutan dari kerajaan Jawa di masa lalu (antara lain Kalingga, Mataram Kuno (Hindu - Budha), Kediri, Singosari, Majapahit, dan Demak). Surakarta menjadi ibu kota Kerajaan Mataram (Islam), setelah sebelumnya ibukota Kartosuro porak poranda akibat pemberontakan etnis Tionghoa pada 1743. Setelah Surakarta berdiri, karena berbagai intrik politik kekuasaan, Yogyakarta memisahkan diri pada tahun 1755. Pada tahun itu pula, nama Kerajaan Surakarta Hadiningrat secara resmi dipakai menggantikan Kerajaan Mataram, sekaligus sebagai pembeda dengan Yogyakarta yang sama-sama sebagai pewaris dan penerus Mataram. Hal ini dilakukan sesuai perjanjian Gianti yang merupakan taktik pemerintah kolonial Belanda untuk semakin mempersempit dan memecah belah kekuasaan dan pengaruh Kerajaan Jawa-Mataram.

Sebagai pewaris kerajaan di masa lalu, pembangunan Kraton Surakarta pun dibuat dengan memakai sumbu utara selatan yang memisahkan bagian timur dan barat sebagaimana halnya nenek moyang dahulu. Sumbu itu adalah manifestasi dua bagian kehidupan yang bertolak belakang sifat namun saling melengkapi dan terkait erat, antara lain pria – wanita, dunia atas – dunia bawah, jagad gede (besar) – jagad cilik (kecil), dan fisik – spiritual.

Susunan kompleks Kraton Surakarta adalah Alun-alun Utara, sebagai "pintu depan" Kraton. di alun-alun ini terletak beberapa bangunan yang berfungsi penting yaitu Masjid Agung Kraton, Pasar Klewer, dan Pagelaran (aula) dan Siti Hinggil (tanah yang dibuat lebih tinggi sebagai tempat raja bersinggasana) Utara Kraton. Di alun-alun yang di tengahnya terdapat dua pohon beringin inilah selain sebagai ruang terbuka publik, juga sering diadakan upacara-upacara kenegaraan dan adat oleh para bangsawan.

Kemudian masuk ke kompleks Keraton kita disambut dengan bangunan Kemandungan dan Sri Manganti sebagai semacam "ruang tamu" kraton. kemudian barulah terdapat kompleks bangunan inti Kraton yang disebut Kedhaton, di mana berbagai aktivitas pemerintahan, adat dan budaya dilakukan. di sebelah selatan Kedhaton terdapat bangunan Kemandungan, Sri Manganti, dan Siti Hinggil selatan dan di akhiri dengan alun-alun selatan. Bangunan dan ruang terbuka di bagian selatan Kraton ini berfungsi sebagai semacam "pintu belakang" Kraton, di mana kegiatan di sini lebih bersifat egaliter, kerakyatan dan demokratis, daripada bagian utara yang formal dan hirarkis. Di alun-alun selatan selain untuk ruang publik juga sebagai tempat satwa peliharaan kraton yang unik yaitu sekawanan kerbau putih (albino) yang semuanya bernama Kyai Slamet.

Yang perlu menjadi perhatian adalah penataan lingkungan penghijauan dan kebersihan lingkungan yang masih kurang terjaga, terutama di bagian selatan.Diperlukan inisiatif dan kekompakan warga dan pemerintah utnuk menjaga warisan budaya yang luhur ini, sebagai bagian dari warisan dunia. Apa lagi Solo menjadi anggota perkumpulan Kota Warisan Dunia, dan Oktober nanti menjadi tuan rumah konferensinya.


gambar foto kawasan Kraton Surakarta / sightseeing pictures of Surakarta Palace area
klik gambar untuk memperbesar / click picture to enlarge


1. Patung Slamet Riyadi di perempatan Gladag; 2. Pintu penghubung kompleks Kraton ke alun-alun kidul; 3. Suasana jalan masuk alun-alun lor dari utara (dari arah Gladag); 4. Suasana alun-alun lor; 5. Suasana jalan di timur alun-alun lor; 6. Suasana di ruang publik depan Pagelaran Kraton; 7 dan 8. Gapura Kraton di Pasar klewer; 9 dan 10. Suasana perkampungan di kompleks Kraton.









Teori mendasari, prakteklah yang menentukan.



Terima kasih sudah mengunjungi halaman ini. Silakan membuka posting artikel lain di blog ini (silakan klik posting lama, halaman muka atau posting baru di bawah tulisan ini) untuk menjelajahi wilayah lain Nusantara, menyelami pemikiran dan mengenali permasalahan, supaya kita menjadi bagian dari solusi bagi bangsa ini.

Komentar

contact us on whatsapp

contact us on whatsapp

follow our social media

Postingan Populer