MENGHIJAUKAN INDONESIA DAN MENCIPTAKAN MATA AIR BARU
Halo Saudara! Selamat datang di blog Mannusantara!
Adalah sangat memprihatikan dengan bencana banjir yang dialami warga Jakarta dan sekitarnya setiap tahun, terutama pada masa puncak musim hujan. Jika banjir datang, Jakarta bagaikan kolam comberan raksasa. Ini adalah hasil akhir dari pola pikir yang salah kaprah, tindakan yang ceroboh dan tumpukan masalah yang tak kunjung terselesaikan.
MENGHIJAUKAN INDONESIA
DAN MENCIPTAKAN MATA AIR - MATA AIR BARU
Adalah sangat memprihatikan dengan bencana banjir yang dialami warga Jakarta dan sekitarnya setiap tahun, terutama pada masa puncak musim hujan. Jika banjir datang, Jakarta bagaikan kolam comberan raksasa. Ini adalah hasil akhir dari pola pikir yang salah kaprah, tindakan yang ceroboh dan tumpukan masalah yang tak kunjung terselesaikan.
Sudah saatnya wilayah Jakarta dan sekitarnya, terutama dan umumnya bagi seluruh wilayah Indonesia untuk dilakukan gerakan penghutanan kembali, bukan sekedar penghijauan. Dengan tujuan utama untuk menciptakan mata-mata air baru. Kita harus mengubah paradigma kita yang lama dan usang, yaitu paradigma bagaimana memanfaatkan. Kata memanfaatkan ini cenderung lebih berat kepada pengambilan, penghabisan, penggunaan, penghisapan tak terkendali yang didasarkan pada pola pikir kapitalisme ekonomi, yaitu meraih keuntungan sebanyak-banyaknya dengan daya yang sekecil-kecilnya. Maka yang ada hanyalah ambil dan ambil terus, lupa menanam kembali, melestarikan, dan menciptakan yang baru.
Maka kita harus mengubah mental set kita, kalau perlu secara revolusioner, bahwa untuk mendapatkan sesuatu, kita harus menciptakannya. Untuk mendapatkan sesuatu kita harus menggantikannya. Untuk mendapatkan sesuatu kita harus memperbanyaknya. Dan setelah mendapatkan sesuatu, kita harus bersyiukur dan berterima kasih. Cara berterima kasih yang tepat adalah dengan melestarikannya. Ini juga diterapkan dalam bisnis, namun bisnis cenderung bagaimana cara untuk menghabiskan. Dengan paradigma baru inilah, kita bersiap untuk menyongsong hari depan. Hari depan dimana penduduk makin banyak, sementara sumber daya dan ruang semakin terbatas. Hari depan dimana kebutuhan akan pangan, energi dan air akan berlipatganda daripada sekarang. Hari depan itu tidaklah jauh dari masa kita hidup sekarang. Bahkan semuanya bisa terjadi ketika kita masih hidup, karena pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa. Hari depan itu bisa abad mendatang, sepuluh tahun mendatang, tahun depan, bulan depan, bahkan esok hari. Siapa yang bisa menduga dengan tepat ?
Hutan dan air adalah dua elemen alam yang tidak terpisahkan. Keduanya saling mempengaruhi. Keduanya saling memperkuat dan saling menjaga satu sama lain. Jika hutan tak ada, maka air pun enggan berlama-lama di daratan dan lebih senang untuk langsung meluncur kembali ke laut. Nah, luncuran langsung inilah yang banyak menimbulkan bencana. Namun jika hutan itu ada, dalam arti baik dan terjaga kondisinya, baik kualitas maupun kuantitasnya, maka air pun betah berlama-lama tinggal di daratan. Hutan pun dengan senang dan pintarnya mengatur pengeluaran cadangan air ke tempat yang lebih rendah, sedikit demi sedikit. Sehingga pada musim hujan hutan akan menabung air, sedangkan pada musim kemarau hutan akan mengeluarkan cadangan devisa airnya untuk kesejahteraan seluruh makhluk, terutama yang tinggal di daratan.
Manusia saat ini adalah sebagai elemen alam yang paling penting, karena manusia saat ini dengan segala kepandaian dan kemampuannya bisa mengatur dan mengendalikan alam, terutama bagi kehidupannya. Dan bagai pisau bermata dua, manusia dapat juga menjadi panglima perusak alam.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita dapat melihat bahwa bukan kebahagiaan yang membuat kita berterimakasih, namun rasa terima kasihlah yang membuat kita berbahagia. (Albert Clarke)
Terima kasih sudah mengunjungi halaman ini. Silakan membuka posting artikel lain di blog ini (silakan klik posting lama, halaman muka atau posting baru di bawah tulisan ini) untuk menjelajahi wilayah lain Nusantara, menyelami pemikiran dan mengenali permasalahan, supaya kita menjadi bagian dari solusi bagi bangsa ini.
Komentar
Posting Komentar