BANJIR RIAU, MARET 2008
Banjir yang melanda Riau pada Maret 2008, menerjang paling tidak 7 Kabupaten dan Kota. Banjir ini terhadi akibat meluapnya sungai-sungai besar di Riau seperti Sungai Rokan, Kampar, Siak, dan Indragiri. Bahkan di Kota Pekanbaru terendam hingga ketinggian 1,5 meter akibat luapan Sungai Siak.
Seperti sudah menjadi acara rutin, kejadian klasik, sekaligus seolah menjadi kutukan abadi bagi negeri ini, banjir ini disebabkan oleh gundulnya kawasan hutan di hulu maupun di wilayah sepanjang alur sungai. Di Riau hutan semakin berkurang luasannya akibat penggundulan hutan baik resmi, maupun illegal, serta kawasan hutan yang dialihfungsikan secara membabi buta, terutama untuk perkebunan kelapa sawit. Ini terlihat jelas di foto udara yang disertakan di atas. Hutan-hutan di kawasan Pegunungan Bukit Barisan dan dataran rendah Riau semakin habis. Bercak-bercak berwarna kecoklatan menunjukkan kalau wilayah itu sudah gundul.
Ini tentu untuk memenuhi obsesi segelintir orang di pemerintahan untuk menjadikan Indonesia sebagai produsen CPO kelapa sawit nomor wahid di dunia, sehingga seolah melegalkan aksi penggundulan hutan.
Namun obsesi picik itu menimbulkan kerugian di pihak lain. Banjir yang semakin besar intensitasnya, dan semakin luas wilayah yang tergenang tahun demi tahun. Juga kesenjangan antara si miskin dan kaya yang semakin tajam, karena kekayaan alam Riau hanya dinikmati segelintir pihak saja.
Ada kekuatan di dalam kedamaian diri. Orang yang dirinya penuh damai bahagia adalah orang yang kuat. Karena ia tidak pernah tergoyahkan. Dan tidak mudah diombang-ambingkan.
silakan memberi komentar atas tulisan ini / please give a comment about the topic above
Terima kasih sudah mengunjungi halaman ini. Silakan membuka posting artikel lain di blog ini (silakan klik posting lama, halaman muka atau posting baru di bawah tulisan ini) untuk menjelajahi wilayah lain Nusantara, menyelami pemikiran dan mengenali permasalahan, supaya kita menjadi bagian dari solusi bagi bangsa ini.
Komentar
Posting Komentar