Heal The World
Heal The World (Menyembuhkan Dunia)
Untuk menghentikan perang, cara terbaiknya adalah dengan berhenti perang.
Perang bukan hanya merugikan secara jiwa maupun materiil, namun juga akan menimbulkan dendam. Dendam yang berkepanjangan akibat perang akan membawa masalah baru yang akan terus melestarikan konflik.
Segala sesuatu akan lebih jelas terlihat jika dikontraskan.
Memenangkan kehidupan dengan jiwa yang baik akan lebih bernilai dari pada memenangkan perang dengan kekuatan fisik.
Menemukenali apa yang membuat jiwa Anda terenyuh dari kondisi sekitar Anda. Misalnya terenyuh melihat orang miskin yang disingkirkan, atau orang yang pendidikannya terbatas ditipu. Maka bersyukurlah, karena keterenyuhan Anda adalah tanda Anda adalah orang yang berjiwa dan berhati baik.
Kita baru akan merasakan sedihnya dan sengsaranya keadaan dalam kondisi perang, ketika kita sendirilah yang berada di dalam situasi itu, dan akan bertambah sedih jika ada yang berkata, ”Perang kan di sana, biarkan saja mereka saling berperang!”, ”Nggak usah membantu, karena jaraknya terlalu jauh dari kita.” atau, ”Lagian kita sendiri juga masih banyak masalah kok!”
Batasan adalah petunjuk jalan bagi yang baik, di mana di dalam batas itu dapat berlaku sebebas-bebasnya. Bahkan perang pun ada batas dan aturan mainnya.
Maka sangat menyengsarakan jika perang dilakukan dengan tidak mengenal batas, karena sasaran serangnya adalah wanita dan anak-anak yang merupakan pihak yang paling lemah.
Banyak orang yang menderita di sekitar kita. Tapi itu tergantung pada kesadaran kita. Apakah menempatkan penderitaan mereka dalam kesadaran kita, sehingga kita bisa melakukan sesuatu untuk membantu mereka. Maka, apa yang terjadi pada sesama yang menderita, yang dinilai nantinya adalah kita, apakah menyadari penderitaan mereka, dan mau membantu atau tidak. Yang dinilai juga adalah kekuatan kita untuk terus berharapan baik, untuk melestarikan sifat Tuhan yang Maha Penyayang.
Berilah makanan yang baik untuk bagian yang baik di hati kita (kasih, iman, harapan), dari pada memberikan makan yang untuk bagian yang jahat di hati kita (iri, picik, curang). Untuk apa menonton atau membaca gosip misalnya, jika itu tidak menjadikan kita sebagai manajer? Maka arahkan diri untuk lebih tertarik pada keberhasilan. Bandingkan apa yang Anda lakukan dengan apa yang ingin Anda capai. Sudah sesuaikah?
”Menjadikan generasi penerus sebagai generasi pecinta perdamaian.”
Guru dan orang tua mengajari anak-anak melalui jendela dan sudut pandangnya. Maka dalam mengajari anak-anak, terlebih dulu jadikan diri Anda (sebagai guru atau orang tua) sebagai bukti terdekat keindahan dan kedamaian dunia.
Jendela kecil di mata anak-anak mengambil gambar dari jendela besar guru dan orang tuanya.
”Menanggapi kondisi dunia hari ini yang penuh pertikaian.”
Keinginan kita hari ini adalah uang muka bagi kehidupan kita di masa depan. Masa lalu yang salah tidak boleh menghalangi Anda untuk berbuat baik sekarang. Masa lalu bukanlah lagi sebuah potensi. Namun masa sekaranglah adalah potensi bagi masa depan. Bersyukurlah atas apa pun dan bagaimanapun masa lalu Anda dengan lebih melayani sesama pada hari ini.
Tanpa memimpikan kehidupan yang baik di masa depan, kita sesungguhnya sedang menunjukkan ketidaktertarikan terhadap kehidupan kita dengan sepenuhnya.
”Menghadapi trauma akibat konflik yang telah berlalu.”
Apa pun apa pun yang terjadi, baik maupun buruk, kalau dilihat dari sudut pandang yang baik adalah kesempatan untuk memperbaiki diri. Seperti bola basket, yang dibanting akan melenting ke atas. Sediakan waktu tersendiri untuk bersedih atas kesusahan atau trauma yang menimpa, lalu doronglah diri untuk melakukan sendiri penaikan kita.
Seringkali kita terlalu banyak berdoa, sehingga lupa bekerja. Kerja adalah sumbangan diri kita bagi dunia supaya keadaan menjadi lebih baik, sesuai harapan dalam doa kita.
Jika jawaban dari doa Anda adalah sebuah langkah tindakan supaya Anda menemui seseorang, temuilah dia. Karena melaluinya jawaban doa Anda, misalnya berupa rejeki ”disalurkan”. Tapi Anda bilang, ” Tapi saya nggak suka sama dia!” : ikhlaslah! Karena rejeki kita disalurkan melalui orang yang tidak kita sukai, supaya kita menambah kualitas ketulusan dan berbesar hati untuk menemuinya.
Yakinlah pada kebaikan dan berpihaklah pada kebaikan. Jangan ragukan kebaikan. Karena hal itulah yang memudahkan kita untuk mencapai kebaikan. Hal-hal yang menakjubkan mudah datang kepada orang yang gelisah karena keinginannya untuk mengubah keadaan di mana dia berada sekarang.
”Bagaimana jika satu tempat orang giat berusaha untuk menciptakan kebaikan, namun di tempat lain orang sibuk merusak.”
Salah satu faktor yang melestarikan keburukan dunia, adalah keyakinan akan keburukan dunia yang tak akan pernah berhenti / tidak akan pernah bisa dihentikan oleh kita. Keyakinan buruk itulah yang ikut menyumbang terjadinya hal-hal buruk di dunia.
Yang buruk tidak akan menghasilkan yang baik, jika yang buruk tidak berubah menjadi baik. Karena yang baik tentu selalu akan menghasilkan yang baik.
Damai hanya dapat dicapai dengan kedamaian. Bayi yang luka dan tewas karena lambatnya pertolongan dan lambatnya perdamaian, maka orang yang ikut melambatkan pertolongan dan melambatkan usaha mencapai perdamaian ikut serta melukai dan membunuh bayi itu!
”Berdamai dengan diri sendiri akan membawa ketenangan diri, tapi di luar diri kita banyak permasalahan hidup yang menekan (ketidakadilan, penindasan, kemunafikan, kriminal).”
Kita adalah bangsa yang anti perang, tapi tidak anti untuk membangun kekuatan yang memberikan kemampuan untuk mencegah penistaan dan tantangan untuk berperang dari pihak lain yang menjadi lawan.
Janganlah mengkritik orang kalau kita sendiri tidak memakai cara-cara yang lebih baik daripada pihak yang kita kritik. Jangan menghujat iman orang lain yang berbeda, karena itu akan berbalik menghujat rendahnya kadar keimanan dan kebodohan kita sendiri.
Suatu kepimpinan akan dinilai dari masalah yang timbul di bawah kepemimpinan itu. Jika kepemimpinannya baik dan cerdas, maka masalah yang timbul itu berbobot dan berkelas. Jika kepemimpinannya buruk, masalah yang timbul adalah masalah yang remeh-remeh yang biasanya adalah masalah kebutuhan primer rakyat yang tidak bisa dipenuhi negara, misalnya. Atau masalah rendahnya kesejahteraan karyawan dalam suatu perusahaan.
”Bagaimana mungkin orang yang beriman berdamai dengan orang yang tidak beriman?”
Justru karena beriman, seseorang harus berlaku baik, supaya orang yang tidak beriman mengerti indahnya menjadi orang yang beriman itu. Dan mengerti indahnya perdamaian karena selalu bersyukur dan berbudi pekerti.
Akan tetapi untuk koreksi diri : banyak orang tidak beriman setelah melihat tingkah laku dan pikiran orang yang beriman, menjadi tidak melihat perlunya beriman!
Apakah berhenti berperang akan meninggalkan trauma? Apakah menahan diri akan menyiksa diri?
Jika ”an eye for an eye” atau ”mata ganti mata” diterapkan, maka dunia tidak akan punya mata lagi. Demikiankah cara kita bersyukur atas terciptanya diri kita olehNya?
Perang jika dilawan dengan perang, akan menimbulkan luka dan trauma. Itu bisa berlangsung hingga puluhan bahkan ribuan tahun sampai lintas generasi mendatang. dan keinginan balas dendam. Orang yang terluka dan begitu mendendam karena perang, sulit untuk dihentikan kemauannya untuk membalas dendam. Sulit dihentikan kesungguhannya untuk berperang. Maka, jangan membangun atau melahirkan orang-orang baru dengan kemauan dan kesungguhan berperang lebih banyak lagi karena ingin balas dendam.
Bangunlah kehidupan yang baik dengan menyebabkan kehidupan yang baik pada orang lain. Dan itu adalah dasar dari semua kekuatan untuk memenangkan kepemimpinan hidup ini.
Perdamaian dengan pemuliaan hidup orang lain sesama oleh kita. Setiap jiwa yang kita temui adalah sebagai jalan Tuhan untuk memuliakan kita sendiri dengan melayani mereka.
Kita disebut bernilai bukan karena kemenangan atau kekalahan kita dalam peperangan atau politik, tetapi karena kontribusi kita kepada jiwa kemanusiaan. Jalan raya menuju keindahan hidup kita adalah pengindahan kehidupan orang lain. Semakin besar keindahan kehidupan yang kita sebabkan kepada semakin banyak orang, akan semakin indah hidup kita.
Untuk mencapai perubahan besar, Anda tidak membutuhkan pengertian besar. Sejumput pengertian kecil yang segera Anda kuatkan dengan tindakan yang bersungguh-sungguh, akan menguatkan Anda untuk memindahkan gunung.
Alihkan kekhawatiran kita terhadap diri kita sendiri kepada orang lain.
Khawatirkanlah untuk kebaikan sesama.
Berpikirlah untuk kebaikan sesama.
Bekerjalah untuk kebaikan sesama.
Maka kita akan menikmati mudahnya kita untuk berhak atas baiknya kehidupan kita sendiri, lalu perhatikan apa yang terjadi!
Theme song : Heal The World by Michael Jackson, cover version by Jamaican Café accapela vocal group.
Mario Teguh Golden Ways, Metro TV, 180109
Komentar
Posting Komentar