Kepemimpinan dalam Dunia Kerja
Menghargai waktu orang lain adalah salah satu cara untuk
menghargai orang lain.
Kalau ingin dipercaya, lakukan sesuatu supaya Anda dipercaya
orang.
Deadline juga untuk membatasi sifat perfectionis.
Masuk ruangan sebelum waktu mulainya jam kerja, ruangan masih
kosong, tapi hati tenang dan lapang.
Pemimpin Efektif
Bekerja bisa sampai dengan 30 tahun.
Selisih perkembangan dengan beda angkatan, masa 25 tahun ke
depan, terjadi selisih jabatan kerja yang jauh. Pada usia 55 tahun, ada yang
Mayjen, tapi ada juga yang Mayor pada range jenjang yang sama.
Sebelum jadi pemimpin efektif jadilah pekerja yang sukses,
termasuk dalam pendidikan.
Badan kita kalau tidak dipaksa tidak bisa kuat.
Kalau Anda takut salah, tinggallah di rumah, jangan bekerja.
Anda berani mengambil keputusan dan bisa salah sebagai manusia. Janganlah ragu.
Tapi sekaligus jangan lakukan kesalahan yang sama lebih dari satu kali.
Mana ada kerja yang tidak membawa stress. Selalu tetap ada
stress. Kelola stress dan nikmati stress. Baca buku tentang pengelolaan stress
dan praktekkan dalam hidup melalui proses.
Integritas hadir ketika niat, pikiran, ucapan, dan tindakan
adalah satu.
Jika sudah menyangkut kemitraan bisnis dan pekerjaan, tidak ada
lagi tawar-menawar.
Dua kebutuhan yang berbeda, antara kebutuhan pemimpin dan anak
buah bertemu di satu titik, yaitu win win solution, yang merupakan seni menjadi
pemimpin.
Manajer ( apa yang diharapkan dari saya?
Pandai-pandailah untuk memanfaatkan yang positif, disatukan
dalam teamwork menjadi kekuatan dahsyat.
Jangan konsentrasikan pada kekurangan-kekurangannya.
Jika semua hal diprioritaskan, maka semua hal tidak akan
selesai.
Menempatkan penerapan gaya manajemen sesuai sikon tertentu.
Alon-alon arep nulung sing meh koid, selak koid sik. (lamban
dalam upaya menolong orang yang hampir mati, keburu mati duluan)
Kadang-kadang kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang baik
tapi berat. Walau tidak populer,tapi pilihan itu harus diambil.
Sambil mengerjakan sesuatu, berpikirlah juga secara strategis.
Cari rumus, pendekatan baru untuk memecahkan masalah dalam pekerjaan. (contoh :
bekisting beton)
Sehingga pekerjaan dapat dikerjakan dengan cepat, efisien waktu,
tepat sasaran, dan produktivitas terjaga.
Cari sendiri, selidiki sendiri, temukan sendiri, ingatkan diri
sendiri.
Contoh : pekerjaan memaraf. Sebuah paraf yang singkat, dengan
cara yang tepat dan cepat.
Tuhan memberi kita terbatas (air, makanan, udara, tanah, dll),
kecuali otak!
Dalam hidup hubungan personal dan hubungan kedinasan/pekerjaan
diramu menjadi satu.
Berikan grade itu pada yang berhak termasuk anak buah. Kalau
anak buah maju, pemimpin juga sukses. Seseorang kalau tidak dilepas, kapan
jadinya.
Produk komunikasi dimanfaatkan membuat orang lain paham,
mengerti, diterima pesannya, memancing partisipasi.
Pemimpin ( berorientasi pertumbuhan dan perubahan)
Manager ( berorientasi pada kemapanan)
Sesuatu yang tidak berubah ya perubahan itu sendiri.
Ceroboh adalah gabungan ketidaktelitian dengan kegugupan.
Power motive sebagian orang Indonesia saat ini masih rendah,
karena sifat yang tidak menonjolkan diri, kurang berani maju, kurang kritis,
tidak ingin maju, “nrimo”, “ saya sudah cukup di sini”, mampu tapi tidak mau,
tidak mau/sungkan mempengaruhi orang lain, tidak mau menguasai orang lain,
taidak mau take a lead.
Power lead tinggi dimiliki oleh tokoh seperti Soekarno dan
Kennedy.
Achievement motive yang tinggi berorientasi pada hasil. Biasanya
apa-apa mau dikerjakan sendiri, karena tidak percaya pada anak buah. Maka motif
ini harus dikendalikan. Harus diimbangi dengan empowerment (anak buah maju,
tugas selesai), tapi memang hasil belum tentu sempurna.
Affiliation motive tinggi : kalau ada orang marah takut, tidak
bisa jauh dari orang lain, inginnya dekat terus, tidak enakan kalau orang lain
tersinggung atau marah.
Affiliation rendah : “kalau marah ya silakan marah saja”, lebih
tenang menghadapi konflik.
Memang semua usaha menjual kualitas yang baik itu sulit, tapi
bisa dilakukan.
Kalau organisasi positif ( ada rasa senang dalam satu
lingkungan.
Misalnya ada wanita hamil dalam suatu perusahaan, sediakan baju
hamil. Manusiawi, fasilitas khusus orang hamil, gaji penuh. Maka karyawan ini
akan kerasan, karena merasa dihargai.
Bersikap demokratis atau otoriter pada waktu dan tempat yang
tepat.
Kalau sudah tahu, pelajarilah, perbaiki, lakukan, terimalah
beban, bangun kerajaan Anda.
“Pak, saya sanggup mengerjakan ini, minta 3 anak buah, mobil
satu.”
Berprasangka positif dengan menganggap pekerja kita itu jujur
dan dapat dipercaya. Peraturan dalam suatu perusahaan dibuat berdasarkan itu.
Kalau berprasangka negatif ( maka pekerja dianggap maling, maka
peraturan yang dibuat akan beisi larangan, apa-apa dilarang.
Kalau si A jujur lalu dianggap jujur, maka akan mendatangkan
sikap positif.
Kalau si A tidak jujur tapi dianggap jujur, maka dia akan
menertawakan atasan. Tapi kalau dia punya hati nurani, dia akan mengubah diri.
Kalau si A jujur tapi danggap tidak jujur, maka dia akan marah.
Kalau si A tidak jujur lalu dianggap tidak jujur, maka dia akan
bersikap “maling teriak maling”, alias menuduh pihak lain dan membalikkan
fakta.
Apapun fakta yang dibolak-balik, positive thinkinglah yang
menang. Kalau terbukti dia tidak jujur, maka dia akan dikeluarkan setelah
dibuktikan.
Untuk orang pelupa, sebelum lupa diingat-ingat supaya masuk
gerbang memorimu. Ceritakan kembali supaya tidak lupa.
Tidak cukup duduk, dengar, diam, baca. Praktekkan!
Makna kesuksesan menurut Leonardi Kusen : bisa menjalankan hidup
yang berarti bagi orang lain. Saya anggap ini saya belum sukses, walau dianggap
orang lain sudah sukses besar. Saya harus mempersiapkan organisasi ini untuk
siap saya tinggalkan.
Jabatan adalah titipan, bukan hak. Jadi saya tidak merasa
sukses. Suksesnya bawahan adalah target saya. Saya tidak merasa tersaingi
dengan kesuksesan bawahan. Saya ingin memajukan apa yang di depan saya tanpa
merasa terbebani. Social rolenya ingin menurunkan ilmu pada sesama.
Catatan ini disarikan dari ceramah yang disampaikan oleh Bapak Leonardi Kusen (Dirut PT Tempo Inti Media), di Sleman Yogyakarta, 2004.
Komentar
Posting Komentar